Diruangan yang begitu ramai dengan teman –temanku yang selalu membuatku tersenyum, meski hati terasa begitu ingin teriak histeris, aku tak sanggup berdiri di tempat ini. Mentari pagi ikut menitikan air matanya menyaksikanku seperti ini.
Luka yang ku alami tak sanggup aku rasakan, inikah takdirku harus putus dengannya, dengan dia yang kucinta. Sepertinya aku belum percaya kenyataan ini yang begitu memilukan .
Untuk bisa bangkit dari keterpurukanku, aku mencoba belajar tersenyum karna dengan tersenyum rasa sakitku berkurang.
Melihat sang mantan membuatku muak dan ill feel namun aku harus bersikap profesional.
Meskipun aku tetap mempertahankan hubunganku dengannya, toh dia tak pernah merasa peduli sedikitpun tentang keadaanku.
sekian kali aku merasakan patah hati, bahkan aku tak iingin lagi mengenal CINTA,
aku selalu berdoa “ Ya Allah pertemukanlah aku seorang pria yang sabar , rajin beribadah kepadaMU serta mampu menghargai perasaanku”.
Haripun berlalu, sampai aku bisa tersenyum kembali , hanya mama tempatku cerita tentang masalah yang menimpaku yang tak mampu kuhadapi, aku bersyukur memiliki mama yang mengerti perasaanku. “mama aku tak sanggup untuk melupakannya, semua terasa sakit kurasakan”.
Sabar dan lembutnya mama memberiku nasehat, “ sabar nak , dunia ini tak sesempit daun kelor,mungkin dibalik itu semua Allah telah mempersiapkan seseorang yang lebih baik darinya,
Senyum dong, masa sih anak gadis mama cengeng”. Aku kuat karena mama selalu memberiku semangat hidup, perlahan sakit hati itu mulai sembuh.
Aku tak berani menatap wajah pria itu karena sahabatku mencintainya, sering mbak Vera cerita tentang pria itu, saat itu aku hanya mendengar tentang kisahnya sepintas, ternyata pria itu diam-diam menyimpan perasaan padaku tanpa sepengetahuanku.
Suatu ketika, aku mengembalikan helem milik mbak Vera, saat kubuka pintu terlihat wajah asing, sepertinya pria itu sangat akrab dengan mbak vera. Aku tak ingin mengganggu suasanya, setelah kembalikan helem aku bergegas pulang ke rumah kak sinar.
Saat kubuka facebook ada pesan pertemanan dari ferdy aza, aku mulai tau identitas ferdi aza.
Sepertinya aku tak pernah mengenal pria ini, “ put, ada pria asing sepertinya dia mengenalku tapi dia begitu asing bagiku, apakah kau tau siapa orang ini” sambil menunjukan foto profilnya.
“oo dia mas ferdi, sebenarnya dia sangat menyukai kak selvi, dia adalah tetangga kosku,
Kemaren mas ferdi minta no handphon dan alamat facebook kak selvi, tapi aku gag ngasih soalnya merasa gag enak sih dengan mbak vera. Kan tau sendiri mbak vera menyukai mas ferdi, apalagi aku dan mbak vera tinggal satu kos kak!”. Benar juga apa yang dikatakan putri, yah apa salahnya berteman dengannya.
Mas ferdi dan aku sering kirim kirim pesan, mendengar ceritanya dia adalah orang perantauan asal tasikmalaya jawa barat. Setelah cukup 1 minggu hanya mengirim sebuah pesan, malam itu kami berempat bertemu diwarung makan, aku,mas ferdi,putri dan mas bram kami saling tukar cerita.
Mas bram “ ayo pulang ! kan makannya sudah selasai”, dengan tangkas kujawab “ ia mas, duluan aja soalnya aku masih ingin bicara dengan mas ferdi. Mas bram dan putri pulang duluan, baru pertama aku bisa melihat dengan jelas wajah mas ferdi.
Saking manjanya kemana – mana minta ditemani mas ferdi, awalnya aku binggung dengan perasaanku sendiri apakah aku menyayanginya ataukah hanya sekedar mengaguminya saja,
Dan aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengan mas ferdi secara sembunyi – sembunyi.
Aku tak ingin hubunganku ketahuan mbak nisa, meski hanya kakak sepupu namun aku segan dan takut jika hubungan ini sampai ketahuan, mbak nisa tak ingin mendengar aku pacaran lagi karena ia tak ingin melihatku menangis, aku mengerti sikapnya yang begitu dingin terhadapku.
Aku tak ingin berpisah dari mas ferdi, tapi aku juga tak ingin mbak Nisa marah jika tau aku telah melanggar ucapanku untuk tidak pacaran lagi, aku binggung sungguh dilema, aku mencintainya.
Aku semakin binggung, melepaskannua ataukah tetap mencintainya, “ Ya Allah berikan aku jalan untuk menyelesaikannya, aku tak kuasa jika harus berpisah dari mas ferdi”
Akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri nya, “put, tolong yah smskan mas ferdi bahwa aku ingin mengakhirinya , tapi itu pakai kata-katamu sendiri soalnya aku tak sanggup menulisnya”
Putripun membantuku, mas ferdi semakin kaget dengan pernyataanku,
Sms mas ferdi “ yah kalau itu keinginan neng selvi mas akan turuti tapi, izinkan mas bertemu neng selvi untuk kali ini saja dan mungkin ini menjadi pertemuan yang terakhir mas, setelah itu mas ngak akan ganggu neng lagi” . setelah membaca sms mas ferdi, hatiku menjadi gundah tak rela melepaskannya, berkali kali aku menolak untuk bertemu karena aku tak sanggup melihatnya.
Yah apa salahnya menuruti keinginannya mungkin ini bisa menyelesaikan masalah.
Malam itupun kami bertemu, disepanjang jalan mas ferdi tak memberikan senyumnya,
dia begitu agak cuek, mas ferdi menyuruhku menatap wajahnya , aku hanya memalingkan wajahku.
“ mungkin mas akan kerja dikorea, mas bisa bertahan hidup di kendari ini karena bertemu dengan neng selvi, jika seandainya kita harus berpisah buat apa mas berlama- lama disini, hanya bikin tambah sakit hati “. Seketika air mataku jatuh bercucuran, kudekap tubuhnya
“ jangan pergi ninggalin neng yah, “ mas ferdi sedikit agak jail dia menghapus air mataku dan menatapku penuh kasih.
“alasannya apa?? Kenapa mas dilarang pergi”......
Tersipu malu aku katakan “ karena neng sayang mas” berkali –kali dia menyuruhku mengulangi kata-kataku, tapi aku sedikit malu dan mencubit perutnya.
“aku janji mas, gag akan seperti ini lagi, jadi kesimpulannya kita balikan kan”, mas ferdi sedikit tersenyum mendengar ucapanku, kamipun baikan sampai ia cerita tentang masa lalunya dulu dengan mantan – mantan lainnya. Hubungan kamipun sedikit membaik, meski aku sedikit sibuk dengan pekerjaanku, sebisa mungkin aku meluangkan waktu untuk bertemu sang kekasih.
Sesuai kesepakatan kita berdua , kami masih tetap melanjutkan hubungan ini secara rahasia dari keluargaku.
“ neng, jangan kecewakan mas lagi, karena mas begitu menyayangi neng, jika kita punya niatan baik dengan orang lain pastilah masalah demi masalah selalu datang, entah itu dari neng , dari mas ataukah dari orang lain” kata- katanya sangat dewasa, membuatku semakin jatuh cinta.
“mas, kan aku pernah terluka, jadi susah untuk percaya orang lain termaksud mas, neng sih bersyukur jika seandainya kata –kata mas itu benar”.......
Mas ferdi mencoba meyakinkanku bahwa dia bisa membuktikan suatu hari aku bisa percaya padanya, luka – luka kemarin mulai kering, berkat hadirnya dikehidupanku.
Mas fedi begitu perhatian padaku, aku selalu bertanya-tanya dalam diriku mungkinkah perhatiannya untuk selamanya ataukah hanya pada masa –masa pacaran saja???,
Aku berharap perhatiannya untuk selamanya sampai kami tua “aamiin”, hubungan asmara tak semulus jalan tol begitu juga dengan kami, hanya CINTA yang mampu mempertahankannya.
Terkadang aku selalu berbagi cerita tentang mas ferdi pada putri, dia mampu membantuku menemukan solusinya.
Kata mas ferdi “ punya cewek gag ada romantisnya” hahahhahahha ........... statusnya difacebook membuatku terpingkal pingkal sekaligus agak marah, huum......... memang sih tak kupungkiri aku tidak terlalu suka dengan suasana yang romantis, dia begitu mengerti aku, mengingatkanku disaat ku keliru, menjailiku, membuatku marah.
Berulang kali aku telah membuatnya kecewa, aku terlalu egois mementingkan perasaanku sendiri, sesebar sabarnya mas ferdi pasti suatu saat ia akan membrontak atas tekanan dariku.
Saat mas ferdi mengucapkan bahwa ia benar – benar serius dan tulus mencintaiku, rasanya aku mulai percaya .
Andainya kau tahu mas, hati ini ingin menjerit dan mendekapmu mengatakan aku mencintaimu.
Terpikir sejenak,apakah aku kejam Telah merebut mas ferdi dari mbak vera? Namun aku tak bisa membohongi perasaanku bahwa aku mencintainya.
Semua orang sekantorku beranggapan telah merebut mas ferdi dari mbak vera,
Aku pun cerita pada mas ferdi tentang hal itu,” jika memang okok merebut mas ferdi dari mbak vera, pastilah okok yang ngejer ngejer mas, tapi kenyataan gag
Mas yang berusaha untuk dekat dengan okok”,
Mas ferdi sering memanggilku dengan sebutan okok karena aku jarang mandi sore,
Katanya nama itu cocok dengan aku “okok “ yang jorok jarang mandi......
Yah aku bisa terima alasan dari mas ferdi, setiap masalah yang kualami selalu kuceritakan pada mas ferdi karena aku tak mau menyembunyikan masalah sekecil apapun darinya.
Sudah 2 kali janjian malam mingguan batal itu karena aku terlalu egois , tak pernah mengerti perasaan mas ferdi.
Malam minggu yang pertama batal karena aku lebih memilih menemani mbak Nisa kewarkop ngumpul dengan gang anak android, meskipun demikian mas ferdi menemaniku smsan
Ia terlalu sabar menghadapiku yang keras kepala, sampai aku tertidur diwarkop
Malam minggu yang kedua batal karena aku meminta kesediaan mas ferdi untuk mengantarku kedokter memeriksa payu daraku.
Meski wajah mas ferdi sedikit cemberut, ia tetap setia mengantarku
Dalam hati mas ferdi deg-degkan menunggu hasil pemeriksaan dokter, mas ferdi tak ingin kehilangan cewek yang dicintainya lagi karena penyakit kanker payu dara.....
Sekitar 2 jam menunggu hasilnya, ternyata dokter memberikan keterangan bahwa aku tidak apa-apa mungkin hanya pengaruh kelelahan saja.....
Sekitar pukul jam 11.00 aku tiba dirumah,
Malam minggu yang ketiga , sempat bermasalah juga, mbak nisa memintaku untuk mengantarnya ke warkop lagi, sementara aku sudah terlanjur janji mas ferdi
Binggung apa yang harus aku pilih, sejenak berpikir aku memilih menolak permintaan mbak nisa
Aku kasian pada mas ferdi, sedikit kesal mbak nisa membiarkanku pergi.
Kak sinar mulai sedikit marah denganku karena aku keseringan keluar malam, kak sinar tak pernah meneggurku, aku juga merasa jenuh berada dirumah, itulah alasannya mengapa sering keluar bertemu mas ferdi. Lagian mas ferdi tak pernah mengajak untuk keliling – keling karena ia tau betapa lelahnya diriku.
Aku juga mengerti batas – batas keluar , jam 10.00, aku segera pulang kerumah
Terkecuali hari- hari tertentu aku telat pulang sampai jam 11.00, tapi itupun hanya 3 kali saja.
Kak sinar mengadu pada bude ros bahwa aku sering keluar malam, bude ros adalah kakak kandung mama, bude ros merasa malu mendengar keponakannya sering keluyuran.
Padahal aku sering ngumpul dikos putri, bersama mas bram, mas ferdi dan teman-teman yang lainnya. aku merasa terasingkan dirumah itu, semakin merasa tak betah berada dirumah.
Suatu ketika aku kekos putri menanggis dipangkuan mas ferdi ,” mas, kenapa hubunganku begitu rumit seperti ini, bahkan aku tak pernah menyangka akan menghadapi masalah yang berbelit-belit”, hand phonku berdering mbak nisa menelponku berkali-kali namun aku tak pernah mengangkatnya, tiba-tiba adikku datang dengan muka agak kesal mengajakku pulang, aku tak langsung pulang kerumah kak sinar.
“aku ingin bicara sedikit denganmu kakak, kenapa kakak menjadi seperti ini, susah diatur
Aku tau, kakak ingin merasakan pacaran seperti layaknya orang lain, tapi bisakah untuk kali ini saja kau dengarkan aku sebaiknya kakak akhiri hubungan dengannya, apa kata orang seorang cewek seperti kakak yang selalu nyamperin cowok dikosnya“ aku tak mengerti maksudnya
Bahkan adik kandungku sendiri menentang hubunganku bersama mas ferdi, dengan seketika air mataku jatuh berderai dan tak bisa berkata apa- apa, adikku hanya merangkulku,
aku tak seperti yang mereka pikirkan, mas ferdi mendengar suara tangisanku lalu mendatangi kami, ia menghapus air mataku “ sudahlah jangan buat kakakmu menangis lagi”.
dengan nada agak keras, adikku berkata pada mas ferdi” ini urusan kami berdua, jadi tinggalkan kami”. Mas ferdi segera meninggalkanku, dan aku segera pulang kerumah.
Sesampainya dirimah aku menelfon mas ferdi sambil melipat pakaian, terdengar suara motor
Saking asyiknya menelfon aku tak menghiraukan siapa yang datang.
Tiba- tiba Bude ros berdiri didepan pintu kamarku, aku tersentak kaget melihat kedatangannya , aku tak banyak mengingat kata-katanya “ kamu sudah miskin dapat yang miskin, apalagi lelaki itu asal usulnya tidak jelas, bude disini yang bertanggungjawab atas dirimu, bagaimana kalau terjadi apa-apa denganmu pasti mamamu menyalahkan bude, bude tidak enak dengar setiap malam kamu keluyuran terus kasian orang dirumah harus menunngguimu menutup pintu gerbang, apalagi kamu pernah mencucikan pakaian laki-laki itu
Percuma kamu pakai kerudung kalo suka nyamperin cowok buka saja jilbabmu”.
usai menegurku ia langsung keluar kamar, namun itu tidak sampai disitu saja
adikku bertanya “ benarkah kakak apa yang dikatakan bude, kakak pernah mencucikan pakaian laki-laki itu??” berulang kali Asdar bertanya padaku
tak kuasa menahan air mataku, saat itu aku merasa benci pada Asdar, seakan wajahnya mulai menantang, aku berteriak kencang “ keluuuuuuuuuuuuuuuuaar dari kamarku ..................!!!!!!!!!!!!”
sambil menutup pintu kamarku. Terlalu berat cobaan ini Ya Allah, dengan setiaanya mas ferdi menemaniku ,mas ferdi mendengar kata-kata yang dilontarkan bude ros padaku.
Ternyata mama mendengar kata-kata bude ros juga meski hanya setengah, karena pada saat bude ros datang mama sedang menelfon kak sinar untuk menanyakan kebenaran cerita yang sesungguhnya.
Mas ferdi memanggil namaku lewat telpon “ neng ........... neng selvi jangan sedih seperti itu
Yang sabar yah sayang, dari awal aku sudah katakan menjalin hubungan dengan seseorang apalagi serius pastilah rintangannya lebih berat”.
Hariku seakan seperti maut yang mencabut senyumanku seketika,
Aku menjadi semakin benci pada kak sinar, dan semua yang terlibat dalam masalah ini
Asdar menjelaskan pada mama bahwa ia terpaksa memarahiku dihadapan bude ros, karena terpaksa sebab Asdar mendapat ancaman dari bude ros,
Perlahan aku mulai terima alasannya dan mulai memaafkan kesalahan Asdar
Hubunganku dengan Asdar sedikit membaik.
Asdar menyuruhku memegang Atmnya untuk membeli rokok buat bapak,
Atm itupun kusimpan, mama menyuruhku pulang kampung bersama mas ferdi karena keluarga ingin mengenal mas ferdi....
Kucoba untuk memberanikan diri meminta izin pada bosku, dengan kelapangan hatinya ia memberiku izin selama 3 hari
Aku dan mas ferdi bergegas pulang kampung, sekitar pukul 06.00 kami tiba
Usai magrib keluarga datang kerumah, respon mereka terhadap kehadiran mas ferdi disambut baik, aku begitu agak sibuk membantu mama membuat teh untuk tamu keluarga...
Mama dan papa begitu akrab dengan mas ferdi, itu yang membuatku semakin bahagia
Sms masuk dari Asdar “We setan kenapa pulang kampung dengan laki-laki itu?? Belum apa-apa sudah begitu, baru kamu pegang Atmku. Saya pernah bilang sama kamu saya mau hantam kalian, tunggu-tunggumi”
Astagfirulllah dia anak setan ataou anak manusia sih?? Bahasanya kasar sekali, tiba-tiba handphone bapak berdering ternyata Asdar memanggil mencari keberadaanku
Betapa syoknya bapak setelah mendengar kata-kata Asdar menyebutkkan kata “anjing”, seketika itu mama menangis mendengar anaknya berkata seperti itu
Kusapu air mata mama dan mengelus bahunya, sementara bapak masih bicara dengan Asdar.
“jika aku tahu Asdar seperti itu, mungkin sejak lahir telah kubunuh dia”kata mama
Kuraih handphone itu, dengan emosi aku berbalik memaki-makinya “ setan kau, bisanya orang tuamu sendiri bilang Anjing, kalo mama dan bapak anjing berarti kau juga anak anjing”
Mama tak ingin perdebatanku dengan adikku berlanjut, mama langsung meraih handphone yang kupegan dan segera mematikannya.
Mas ferdi merangkulku “sabar sayang jangan ikut-ikutan pakai emosi, emosi tidak akan menyelesaikan masalah “.aku bisa merasakan tulusnya cintanya padaku
“Mama pesan yak nak fer, seandainya besok kalian sampai dikendari tolong bantu selvi mencari rumah kos, agar pikirannya sedikit tenang. Jagakan dia yah nak”
Mama begitu menyayangi mas ferdi seolah seperti anaknya sendiri, mas ferdi menganguk tanda setuju.
Sebenarnya, aku masih rindu mama tapi aku tak tega meninggalkan mas ferdi balik ke kendari sendirian, mas ferdi masih membutuhkanku, Aku memutuskan untuk pulang bersamanya.
Keesokan harinya kami segera balik ke kendari karena mas ferdi akan kembali bekerja, aku tak ingin mengganggu waktunya, disepanjang perjalanan aku terus-terus memeluk erat seakan mengisyaratkan bahwa aku mencintaimu mas, entah ia mengerti ataukah tidak.
Sampai juga dirumah kak sinar, aku langsung istrahat merasa lelah diperjalanan, mas ferdi sering memperhatikanku mulai dari makan, kebersihanku dan lain-lain.
Mas ferdi mengizinkanku pulang kampung sendirian, namun motorku kutitipkan dikos mas ferdi
Meskipun kami berjauhan namun komunikasi dengan mas ferdi tak pernah terputus,
Bapak dan mama serta Andre adik bungsuku begitu menyayangiku, bahagianya memiliki keluarga yang utuh, aku memeluk mama diruang tv dan memijitinya ingin terus bersama mama selamanya.
Tiba tiba hand phoneku berdering mas ferdi memanggil, “sayang ni Asdar ingin mengambil motor okok”,, suasananya mulai menegang “mas berikan handphonenya biar aku yang bicara pada Asdar”
Namun Asdra menolak untuk bicara kepadaku, Asdar mengancam mas ferdi jika bertemu dijalan mas ferdi akan dicincang, “ Dar,,,, aku ini orang perantauan berarti sudah siap untuk mati, kalo kamu nantangin ayoow”, tapi Asdar mundur dan segera pulang.
Aku sedikit lega, karna motorku masih ditangan mas ferdi,, namun bude ros datang ke kos mas ferdi, memaksa mengambil kunci motorku,
Aku meronta – ronta “ mas jangan dikasih motornya “,aku tak tahu harus berbuat apa
air mataku membanjiri pipiku, mama segera bicara dengan mas ferdi
“yah kasih saja motornya nak fer, daripada kamu terus-terusan dipermalukan”, mas ferdi merasa malu dengan tetangga kos dengan terpaksa mas ferdi menyerahkan kunci motorku pada bude ros
Hatiku sakit berkeping keping,mama memelukku dan menghapus air mataku “sabar yah nak, kan ada mama disampingmu, mama akan lindungi kamu ndok, mama kan pernah sekolah masa ngag bisa melindungi anaknya” aku tak bisa berkata apa –apa , mulutku kaku tak bisa mengucapkan sepatah katapun yang ada hanya air mataku yang bercucuran
Mama datang kerumah pak desa meminta solusinya, keluarga berkumpul dirumah menyaksikan kesedihanku,,, pakde`sunar menasehatiku “ojo nanges teros, belajar ihlaske wae seng koyok iku pasti eneng balesanne podo seng kuoso”
Tubuhku terasa lemes, dan tak berdaya. Mama selalu menghiburku, memasakan ayam kesukaanku
Kuingin mama berada disampingku terus.
Setibanya di kendari mas ferdi membantuku mencari rumah kos, uang dari mama hanya cukup untuk membayar kos selama sebulan sedangkan untuk uang belanja harian aku masih membutuhkan bantuan mas ferdi, setelah dapat rumah kos yang jaraknya strategis dekat dengan kantorku juga dekat dengan kos mas ferdi.
Setelah hidup sebagai anak kos, barulah aku rasakan penderitaan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, dulu waktu masih tinggal dirumah kak sinar aku jarang sekali memasak ataupun berbelanja untuk kebutuhan dapur,
Kesedihanku masih terbayang-bayang, terkadang putri mengajakku bercanda agar aku tak sedih lagi
“kak selvi, jangan bersedih seperti ini, harusnya kak selvi masih bersyukur ditengah-tengah masalah yang menimpa kak selvi masih ada orang tua kakak yang mendampingi, jika kupikir-pikir masalahku lebih rumit ketimbang masalah kakak, tapi aku tak pernah putus asa untuk menghadapinya “
Sambil mengusapkan air mataku
Aku harus kuat menghadapinya, terkadang mbak Nisa sering mengirimkan sms yang melukai hatiku
“kalian tak pernah mengingat waktu keluargamu tinggal dirumahku, mamaku yang menafkahi keluargamu” entahlah bagaimana hatiku rupanya terlalu sakit kurasakan, betapa miskinnya keluargaku sampai bude ros menafkahi keluarga kami.
Aku tak kuasa membendung air mataku, sms itu segera kukirimkan mama
Aku tak sanggup membacanya, mama sedikit kesal “ terlalu sekali itu mbakmu ndok, masalah yang lalu-lalu janganlah diungkit-ungkit lagi, memangnya waktu mama tinggal dirumahnya mama tidak pernah belanja kebutuhan dapur, nah mama juga mengerti
Terkadang kalau ada kiriman bapakmu, mama juga pernah ngasih uang budemu, ndak ingatkah juga dia waktu lampunya mau dicabut mama jual tanah untuk menebus dendanya, masih cewek kenapa mulutnya terlalu sadis begitu”
Awalnya mas ferdi sering marah denganku karena diriku terlalu nurut keinginan mereka, mas ferdi merasa kasiahan.
Sedikit demi sedikit aku bisa membeli sesuatu, mas ferdi mengajarku untuk bisa menghemat hemat uang. Mas ferdi mengajariku untuk berbisnis ia memberiku modal untuk berjualan pulsa,
Dulu sih aku juga pernah berjualan pulsa tapi sering bangkrut soalnya modal dan untuknya terpakai yah bangkrut deh, jadi sekarang pasti bisa sukses sebab aku pernah mengalami kegagalan....
Haripun berlalu, hingga aku bisa menjalani hidupku tanpa memikirkan masalah masalah yang lalu.
Setelah bisnis pulsaku berjalan, sekitar 6 bulanan aku memulai terjun di dunia bisnis lainya yaitu jualan kerudung, modal awalnya aku pinjam uang mbak Desi sekitar rp 840.000
Kucoba memasarkan dikantorku tetapi hanya sedikit peminatnya, kemana lagi aku harus menjualnya, sementara dari jam 07 - 16.00 aku bekerja jadi aku gag punya waktu luang
Belum lagi pulang dari kantor aku harus memasak untuk makan malam kami berdua, jadi aku memutuskan untuk mengirim barang itu kekampung biarlah mama yang bantu jualkan jilbabku,
Mas ferdipun mendukung usahaku, meski dikredit tapi aku percaya mama pasti bisa mengatasinya .
Selain itu, aku belajar membuat bros dari kain flanel u/ mencari tambahan uang walau hanya bermodal pengetahuan yang minim, tapi aku ingin mencobanya siapa tahu saja brosku banyak diminati pembeli.
Mungkin dulu-dulu adalah masa masa dimana aku harus terpuruk dalam kesedihan yang begitu berkepanjangan, sekarang aku ingin menyibukan diriku dengan bisnis yang menguntungkan .
Aku ingin yang ada dalam pikiranku hanya mas ferdi, keluargaku dan bisnisku ...
Mas ferdi juga ingin membuka usaha makanan yang banyak diminati orang, rencananya ia akan memanggil teman dari tasik yang ahli dalam pembuatan serabi untuk membantunya,
Jika ia jenuh di optikal sekali sekali ia membantu membuat serabi sambil belajar apa bahan yang dibutuhkannya, yah sejauh ini sih aku sangat mendukung rencananya semoga kami sama-sama meraih kesuksesan
Selain itu ia berencana membuka toko optikal dikota, peluang ditempat itu untuk membangun toko optikal sedikit menjanjikan.
Aku mendoakannya semoga Allah memudahkan jalan kami untuk menjadi pengusaha sukses seperti layaknya orang lain.
Sehemat mungkin aku mengelola uang, kata putri aku terlihat sedikit dewasa dari yang dulu-dulunya.
Jika tidak ada halangan sebelum lebaran ia pulang ke tasikmalaya merundingkan hubunganku dengannya, meminta izin oleh pihak keluarganya agar dibolehkan tunangan denganku.
Kami berdua belum siap untuk menuju kejenjang pernikahan, oleh karena itu kami sepakat untuk menunda pernikah. Insya Allah kami bisa menjaga diri dan selalu mengingatkan
Aku tak ingin mengecewakan kepercayaan mama dan bapak terhadap kami, mama mengingikan agar aku segera menikah dengan mas ferdi sebab mama ingin mengendong seorang cucu
Kedepannya juga akan kepikiran kesitu, jujur untuk sekarang aku belum siap menjadi seorang istri
Kata mas ferdi biarlah sekarang kita sama-sama merasakan susahnya belakangan baru senangnya,
Betul juga yang dikatakannya.
Aku sedang berusaha menjadi yang terbaik untuknya, dia begitu menghargai perasaanku,
Aku berharap tak berubah hingga kami menikah nanti, aku tak bisa membaca pikiranmu seperti katamu dalamnya lautan bisa diselami tapi dalam hati seseorang tak bisa diselami.
Hanya satu yang bisa kulakukan mencintaimu segenap hatiku,
Mas jika aku pernah membuatmu kesal maafkan aku yah, berikan aku waktu untuk membahagiakanmu, kusadari betapa egoisnya diriku yang selalu tak mengerti perasaanmu
Engkaulah alasanku mampu bertahan manjalani hidup ini, tak ada terbesit dipikiranku untuk mencari penggantimu
Wajah polosmu mampu meneduhkan hatiku, kualunkan nada nada sendu memanggil namamu aku mencintaimu mas
kucintai engkau tanpa keraguan didalamnya
padahal kebanyakan cinta hanyalah fatomorgana
ingin kukatakan padamu dengan gamblang dan tulus
cintaku padamu terukir Zahir dan halus
jika dalam jiwaku tertanam kebencian
kan kucabik seluruh tabir penutupnya dan kubuang
sungguh ! tak ada yang kuinginkan darimu selain cinta
sungguh ! tak ada yang kuucapkan padamu kecuali cinta
saat aku tenggelam dalam samudra cinta
hamparan bumi seolah kering binasa
manusia seumpama buih - buih di lautan
penghuni mayapada seumpama debu beterbangan
“mas, anterin aku kepesta mbak Desi yah, kebetulan sebentar siang acaranya “ mas ferdi sedikit kesal karena aku memberitahunya mendadak
Kamipun pergi, ditempat pesta mas ferdi sedikit diam seperti malas mengeluarkan kata-kata
Aku mengerti perasaannya, sebisa mungkin aku melayaninya dengan baik walaupun hatiku sedikit kesal juga sih, tiba-tiba kakaknya menelfon bahwa motor akan dipakai
Kamipun bergegas pulang, mas ferdi mengendarai motor agak ngebut seperti suasana hatinya
Aku hanya sekedar menghiburnya supaya tak jenuh, malahan ia berbalik bicara dengan nada agak kesal.
aku langsung terdiam, mobil didepan kami hendak mundur
mas ferdi mulai memundurkan motornya pelan-pelan, mobil itu tidak sabar untuk mundur jadi ia menabrak motor kami dengan emosi mas ferdi turun dan menendang belakang mobil pick up itu
cukup lama mereka berdebat, saat itu aku tak bisa berbuat apa-apa
kemudian mas ferdi menyuruhku pulang sendirian, akupun jalan kaki kekantorku
mas ferdi tak tega membiarkanku sendirian ia menyuruhku naik motor, tapi aku bersikeras menolak karena sedikit marah juga, akhirnya ia meninggalkanku dan menyelesaikan masalahnya.
Seharian aku ngambek tak menghubunginya, aku mengkhawatirkan keadaannya bagaimana jika kakaknya marah kepadanya, kuyakinkan diriku semua akan baik-baik saja
Ditempat kerja tak konsen, masih kepikiran mas ferdi
Malamnya ia ke kosku menjelaskan semuanya, ternyata kakaknya tidak marah malahan menyuruhnya menyelesaikannya sendiri, alhamdulillah aku sedikit agak lega mendengarnya
“okok, harus bisa menahan emosinya kalau mas marah yah jangan ikut marah juga, seperti api dilawan api tambah besar kan nyalanya” aku hanya terdiam mendengarkan ucapannya.
Marahku jadi hilang dengan jailan yang dia ciptakan, begitulah cinta tak selamanya mulus layaknya jalan tol.
Aku yakin mampu melewati semua rintangan bersama mas ferdi, ia sangat memperhatikanku mulai dari hal-hal terkecil sekalipun, mataku telah tertutup rapat untuk jatuh cinta lagi selain mas ferdi.....
Hubunganku dengan mbak vera tak sedekat dulu, mungkinkah dia masih mencintai mas ferdi??? Tapi kan sekarang ia telah berpacaran dengan kak riyan....
Sejak aku dan mas ferdi jadian sikapnya padaku agak berubah, kuceritakan kerisauan hatiku pada mas ferdi,
Mas ferdi mencoba menyakinkanku jika itu hanya perasaanku saja.
Putri sering mengadu padaku bahwa ia tak betah kos bersama mbak vera soalnya mbak vera selalu bicara kasar padanya, aku prihatin mendengarnya
Putri ingin kos bersamaku tapi ia merasa tak enak hati dengan mbak vera.
Aku binggung membantu menyelesaikannya, untuk sementara waktu biarlah ia bertahan dulu,
Jika memang ia sudah tak sanggup lagi untuk tinggal dikos bersama mbak vera aku menyuruhnya untuk pindah saja, daripada batinnya tersiksa
Aku tak sanggup mellihatnya sedih, dia sangat menghargai dan mengerti aku.
Kami begitu akrab sehingga orang mengira kami saudara kandung, aku binggung memikirkan masalah putri dan masalh yang dihadapi mas ferdi.
Aku tak bisa membantu mas ferdi secara materi untuk membangun bisnisnya, tapi aku berdiri sebagai seorang kekasih mendampinginya dikala ia sedih maupun senang, serta mendoakannya semoga kami diberi kemudahan untuk mencapai impian kami.
Aku masih teringat kata-kata mas ferdi “mas itu orangnya penyayang banget tapi kalau mas telah dikecewakan dalam arti di hianati mas akan hapus semua hal-hal yang bisa mengingatkan dirinya dan mas paling susah untuk balikan, mas sangat sabar menghadapi neng selvi yang keras kepala tapi selvi juga harus ngerti perasaan mas”
Itulah sebisa mungkin kujaga pandanganku, karena aku tak ingin kehilangan mas ferdi,
Aku ingin membaca kembali inbox yang pernah kukirimkan padanya sebelum kami jadian,
Kucoba meminta email dan paswordnya, ku kira ia tak kan memberiku tahuku ternyata ia memberikannya padaku....
Aku jaga kepercayaan mas ferdi untuk tidak menyalah gunakan facebooknya
Satu persatu kubuka pesannya, namun ada satu pesan dari wanita lain percakapan itu terjadi sebelum kami pacaran, jantungku berdesir membaca percakapan mereka
Apakah aku cemburu ??? kata yang biasa ia katakan pri cantikku, sama seperti ia katakan pada wanita itu, sebel ingin ngamuk dihadapannya
Aku berpikir kembali, itu kan dulu sebelum kami bertemu kenapa aku harus marah, dan itu tak seberapa dibandingkan sakit hatinya menghadapiku dengan mantan-mantanku.
Aku tak bisa memendam rasa cemburuku, kukirimkan mas ferdi sebuah sms bahwa aku cemburu,
Iapun bertanya “cemburu pada siapa” kujelaskan tentang wanita di facebooknya
Lalu mas ferdi ingin menjelaskan masa lalunya agar aku merasa tak ngambek lagi, aku hanya katakan tidak perlu
Sambil bercanda mas ferdi mengatakan aku kelihatan agak dewasa,
“ah gag kok, wong aku begini2 aja mas, aku ngerasa belum dewasa “
Yang tadinya suasananya menegang jadi semakin mesra, apapun yang kuinginkan tanpa kuucapkan mas ferdi dapat memahaminya, begitu juga sebaliknya walaupun tidak semua aku memahami keinginannya.
Aku sering melakukan puasa senin – kamis untuk membantu melancarkan usaha mas ferdi, karena menurut buku yang pernah aku baca mengatakan seseorang yang berpuasa senin – kamis insya allah akan dilancarkan keinginannya.
Aku bisa mengerti beban yang dipikul mas ferdi begitu berat, mas ferdi ingin merenovasi rumah ditasikmalaya membutuhkan dana sekitar puluhan juta, selain itu ia juga memikirkan untuk membuka usaha makanan serabi.
“Ya Allah bantulah mas ferdi untuk menyelesaikan semua keinginannya”
Hari ultahku yang ku tuggu berhari hari akhirnya tinggal sehari lagi, mas ferdi pernah bilang kalau aku gag kan minta macam – macam, aku hanya katakan ya karena aku tau sendiri keadaan kami yang sebenarnya, tepatnya tanggal 27 april 2013 mas ferdi ke kosku, berulang kali aku mengajaknya makan bersama tapi dia menolak terus
alasannya perutnya gag enak, padahal biasanya biarpun perutnya bermasalah tapi ia tetap makan walau hanya sesuap nasi, hmhm membuatku kesal kupeluk erat perutnya dan melarangnya pulang, namun ia membujukkku bahwa ia akan segera pulang
lalu aku melepaskan pelukanku, seperti biasa sebelum pulang mas ferdi menyalimiku dan mencium pipiku,
Setelah mas ferdi pulang aku langsung tertidur mengantuk, selang 15 menit teriakan suara putri “kak selvi pulsanyasambil mengetuk pintu kamarku”
Hah, masa ia pulsanya belum masuk sih sementara berita terkirimnya sudah ada
Lalu bapak membukakan pintunya, betapa terkejutnya aku saat melihat mas ferdi, putri dan fery membawa kue tar yang ke 22, hmhmmhm aku tak bisa berkata apa apa selain terharu,
Mas ferdi mampu menafsirkan keinginanku tanpa ku ucapkan,
Aku bahagia mendapatkan kejutan seperti ini, ku elus pipi mas ferdi mengisyaratkan bahwa aku mencintainya,
setelah lama kami mengobrol akhirnya mas ferdi dan yang lain berpamitan pulang...
Aku mengirimkan sms mengucapkan terimakasih,
“iya sama- sama sayangku, makanya mas pesen sama okok jangan pernah kecewakan mas, karena kalau masudah dikecewakan mas susah untuk memaafkan”
Hmhmmh mataku mengantuk sambil mengetik sms “ ia kecewa yang gimana mas maksud” mataku tertutup menunggu balasan dari mas ferdi tiba-tiba handphoneku berdering “maksudnya itu, jangan sampai hilangkan kepercayaan mas terhadap okok”
Dan kamipun bertukar tukar pesan, hingga aku ketiduran menunggu balasan mas ferdi.
Keesokan harinya pas tanggal 28 april mas ferdi mngirimkan inbox
HBD...ea sygku..mudah"n dgn berkurangnya umurnya syg menjdi lbh dwasa lgi dlm mnjalani khidupan ni dan menjdi cw yg brguna dunia “akhirat...amin”
ulang tahun tahun kali ini istimewa sekali buatku,
usai magrib aku berencana meminjam motor pada temanku untuk mengantar bapak menghadiri acara pertunangan kakak sepupuku, sekitar jam 6 lewat mas ferdi sms “dah kasih tau putri untuk masakan mas, mas pengen makan dikamar”
tiba-tiba darahku langsung mendidih, mas ferdi menjengkelkan kemaren sudah kutawarkan bahwa putri yang kan memasakannya tapi dia menolak sendiri, sekarang memberitahuku mendadak. Aku tak perlu memarahinya karena hal yang sepele ini, yang ada nanti nafsu makannya jadi hilang, perlahan kutenangkan pikiranku
aku hanya mengorengkan sebutir telur dan kerupuk yang masih ada ditoples,
setelah selesai menyiapkan makan untuknya, aku berpamitan pergi.
Dia menyusulku keluar dan kembali ke kosnya, kupikir dia marah karena melihat sikapku yang sedikit kesal dengannya.
Disepanjang perjalan aku terus memikirkan mas ferdi, kasihan seharian ia kerja lantas karena keegoisanku membuatnya menahan laparnya.
Sesampainya di tempat acara, aku terus menanyakannya apakah ia sudah makan atau belum, ternyata tadi ia kembali ke kos untuk mengambil hpnya yang ketinggalan.
Aku merasa legah mas ferdi sudah makan telur goreng yang kubuatkan tadi, meski hanya 3 jam saja jauh darinya, rasanya rinduku setahun. Hand phoneku mau lowbet
Padahal aku ingin smsan dengannya, terpaksa aku matikan agar bisa mengirimkan pesan saat pulang, sebab kunci kamarku ada pada mas ferdi.
Di acara itu aku bertemu om wahid, om wahid sangat baik padaku. Saat mengajakku bicara ia memberiku uang sebesar 100.000, wah kebetulan,
Uang yang ada dikantong sakuku hanya ada gocengan, aku dan om wahid bercakap-cakap mengenai pegawai negeri, ia menawariku untuk honor pegawai negeri di wanci sambil kuliah lagi. Dalam hati kecilku sih ingin, tapi disisi lain aku lebih menyukai jiwa pengusaha. Aku binggung, ini mesti kurundingkan dulu pada mas ferdi.
Rasanya ingin segera pulang melihat senyum mas ferdi, namun aku masih menunggu kak Adit, kak adit sudah janji mau teraktirku ke kfc, tapi aku mau diuangkan saja...
Lama mengggu, jam menunjukan pukul 11.00. kak adit baru datang usai mengantar pulang calon tunangan prianya,
“kak mana janjinya, “sambil menyalami kak adit dan keluarga lainnya
kata kak adit “ia, nantilah yah deek”. aku segera undur diri pamit pulang. Yah aku memakluminya, kak adit terlalu sibuk mengurus acara itu.
Sebelum sampai depan kos mas ferdi aku sudah sms, bahwa aku menunggunya di depan. Hehhehehe kebiasannku selalu membohonginya.
Mas ferdi tergesa gesa keluar, ia mengira aku sudah d depan kosnya.
Ia menenggok dari jalan ternyata aku masih jauh, dengan merasa kesal ia memberiku kunci, lucu melihat wajah seriusnya.
Aku dan bapak langsung pulang, setibanya dirumah aku belum bisa tidur, seakan belum merasa tenang jika tak cerita tentang tawaran om wahid,
“mas,ada hal perlu aku rundingkan denganmu, tapi besok saja yah”... mesti mata sudah terasa berat, tiba-tiba mas ferdi membalasnya
“apa itu, yang harus dirundingkan sayang, cerita aja “
aku lalu menceritakan yang sesungguhnya. “gini mas, tadi kan aku ketemu ma keluarga bapak, ia menawarkanku untuk honor di daerah wanci”sebenarnya berat untuk meninggalkanmu sendirian mas, mungkinkah ini suatu pengorbanan hubungan kami.
“ya itu sih terserah ayang aja.... tinggal pilih kalau mau ikut tes terserah, berarti akan terpisah sama mas dan mas juga gak mungkin tinggal di sini karena gak ada okok....
Kan mas bertahan di sini karena okok” waduuh.......! akupun mulai berpikir dan terus berpikir apa yang harus aku lakukakan,
“aku gag pengen ninggalin mas, terus gimana dengan keseharianku disana nantiinya sedangkan aku tau sendiri keadaan bapak dan mama”
Sms dari mas ferdi “ya iyalah.... biarpun kita pintar juga belum tentu bisa tembus, karena jaman sekarang harus pake duit,,, mas dah tau karena kesehariannya bergaul ma PNS”. Semangatku yang berkobar langsung dawn seketika
Mungkin aku harus memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha saja “aamiin”
Angin seakan membuyarkan pikiranku, entahlah ....
Aku semakin yakin tetap disamping mas ferdi, hatiku telah terjerat kedalam cinta mas ferdi, aku kagum pada kesetiaan mas ferdi dan berharap setianya sampai akhir hayat memisahkan kami. Ada beberapa orang kenalan baru yang mempunyai perasaan padaku, mungkinkah itu kagum atau mereka hanya sebatas ingin mengenalku saja,,
Semua kejadian yang terjadi pada diriku selalu ku ceritakan mas ferdi walaupun agak lama sih !!!
Kata mas ferdi “itu hanya godaan dari hubungan kita untuk menguji kesabaran dan kesetiaan okok pada mas “
Aku tersenyum sumringah mendengar kata-katanya, kupandangi wajahnya dari belakang “ya allah aku sungguh mencintainya, dia begitu mengerti dan menyayangiku dengan tulus, mudahkanlah rezekinya agar kami bisa dipersatukan dalam ikatan pernikahan “ . mas ferdi mengagetkanku sehingga aku tersipu malu sedang memandang dirinya.
Usai makan malam aku dan mas ferdi main ke kos mbak vera, awalnya aku dan mas ferdi baik baik saja, aku meminjam leptop akhira.
Saking sebelnya mas ferdi gag mau membantuku menang dalam permainan onet onet,berkali kali mas ferdi membujukku tapi aku masih sebel
Mas ferdi ikut kesal karena aku susah untuk dibujuk akhinya dia berdiri untuk pergi,
Ku tarik tangannya agar ia tidak meninggalkanku sendirian, namun tanganku tak kuat untuk menahan langkahnya. Akhirnya ia meninggalkanku dikamar mbak vera sendirian.
Merasa bete, aku berpamitan pada putri untuk pulang ke kosku,
“bagaimana mau pulang, kunci kamarku ada ditangan mas ferdi. Aku tidak ingin bertemu dengannya “diperjalanan pulang kucoba menghubungi ibu kos mengatakan kunci kamarku hilang . tapi telponku tak diangkatnya.
“kemana kuharus pergi, dengan pikiran agak kacau aku kabur ke rumah omku”
Tujuanku kabur bukan untuk meninggalkan mas, aku hanya menenangkan pikiranku sejenak saja”. Meski aku puas telah membuatnya gelisah tapi disisi lain aku merana karena jauh darinya.
Kukirimkan sms singkat “ mas, maafkan aku telah membuatmu sedikit kesal, jangan mengkhawatirkan aku, malam ini aku tidak pulang” segera ku matikan handphoneku.
Meski begitu aku mengharapkan balasannya, kuhidupkan kembali handphoneku
Banyak sms mas ferdi masuk “ kalau masih sayang mas, segera pulang sekarang”
Seandainya jarak antara rumah omku dengan kos 2 meter, mungkin aku sudah berlari menghampiri mas, tapi aku tidak enak dengan om, baru juga datang sudah pergi lagi.
Tiba – tiba sms putri masuk “kak selvi jangan seperti anak kecil main kabur gitu , gag baik malam malam gini cewek bermalam dirumah orang” aku tau dia mengkhawatirkanku, berulang kali mas ferdi menyuruhku pulang tapi aku hanya katakan aku akan pulang tapi bukan hari ini, besok pagi.
Rencananya aku berangkat kerja dari rumah om, tapi mas ferdi ingin aku pulang sebelum ia berangkat kerja, yah terpaksa deh aku pulang agak awal,
Mana mobil angkot pada belum banyak, akhirnya om mengantarkanku pulang ke kosan.
Setibanya dikos mas ferdi, ia menatapku begitu tajam dan menasehatiku.
Betapa rindunya diriku melihat wajah kekasihku, padahal hanya semalam aku meninggalkannya.
Kami baikan lagi, dari setiap masalah yang kualami bersama mas ferdi seakan membuatku menjadi wanita yang sedikit agak dewasa.
Minggu yang sedikit membuatku tak nyaman, sebelum berangkat kerja aku menyempatkan datang ke kamar ma ferdi. Aku merasa sedikit bersalah tak menyediakan sarapan dan kopi untuknya, tanganku seolah tak mau melepaskan pipinya dari hadapanku tapi aku harus kerja. Setiap detik aku selalu merindukannya
sore itu mas ferdi memberitahuku aku segera pulang karena ia sudah tak bisa menahan rasa sakit dikepalanya, gelisah ingin cepat cepat pulang karena tak ingin membiarkan mas ferdi sendirian, segera kurampungkan pekerjaanku dan berkemas untuk pulang.
Setibanya di kamarnya kulihat mas ferdi berbaring menahan rasa sakitnya,
kasihan kekasihku, ia berbaring dipangkuannku sambil kupijiti kepalanya....
“sembuhkanlah dia ya Allah, dialah yang akan membimbingku nanti, mudahkanlah rezekinya “
Aku seperti bisa merasakan sakit yang dideritanya, kubujuk mas ferdi agar menginap saja ke kosku, mungkin bapak akan mengerti dan mengizinkan mas ferdi bermalam karena mas ferdi sedang sakit. Awalnya mas ferdi menentang tapi setelah kubujuk bujuk akhirnya ia mau mendengarkanku,,,
dan malam itu kami telah melakukan hal hal yang semestinya dilarang,,, aku yakin ia begitu tulus menyayangiku, keadaannya semakin membaik......
ku peluk tubuhnya dan kukecup pipinya seakan tak ingin melepaskannya,,,
jujur aku tak pernah merasakan cinta seperti ini, mas ferdi begitu istimewa
aku sosok wanita yang sedikit agak pelupa dan boros, itulah mas ferdi yang kurang disukai dariku,,,
tanpa dia disampingku aku galau, sakitnya belum sembuh tiba – tiba ia dapat telpon dari pelanggannya untuk datang kerumahnya untuk ambil uang,
aku ingin sekali menemaninya, mas ferdi mengizinkanku untuk ikut dengannya
dengan senang hati kami janjian. Rumah orang yang akan kami kunjungi begitu jauh
tepatnya dibagian konda desa ambololi, desa ini tak asing bagiku karena kebanyakan teman – teman mtsku tinggal di desa itu,, hanya saja temen-temen yang lainnya sudah pada menikah bahkan ada yang dapat tugas luar kota,,, suasananya sepi tak seperti dulu. Mas ferdi menyuruhku menunggunya diluar, tapi aku menolak
Dan mengikutinya masuk kerumah itu.
Diperjalanan pulang kami cerita cerita tentang masa depan kami berdua, entah dari mana asalnya ceritanya sehingga mas ferdi mulai menasehatiku agar tidak boros belanja karena keuangan kami sangat menipis, dan aku sedikit sedih karena kata katanya “ mas itu, orangnya pemalu tapi kalo mas sampai dikasih malu hm, mas gak sungkan sungkan tinggalin “ aku langsung menangis tersedu sedu, karena aku orangnya ceroboh, bagaimana jika seandainya aku tak sengaja mempermalukannya
Mungkin ia akan tinggalkanku, setibanya dikos aku bertemu putri, ia segera mennyaiku kenapa kak selvi, kenapa kak selvi menanggis,, hatiku seperti meronta ronta tak bisa menahannya... mas ferdi segera mengikutiku dan mencoba menenangkanku,, “kulepas tangannya aku mau pulang saja..... sambil menangis”
Mas ferdi menahanku dan mengunci pintu kamarnya, ia memelukku dan menghapus air mataku “sudah,,, jangan menangis lagi, mas minta maaf kalo perkataan mas melukai perasaanmu, maafkan mas yah sayang” ...
Seberapa besar kesalahan orang yang kita sayangi pasti kita masih bisa memaahkannya, begitu juga denganku
Aku memaafkannya, mungkin mas ferdi sedikit emosi karena aku sedikit lemot, tapi aku tak bisa merubahnya, yah mungkin bisa sih tapi agak sulit...
Meski begitu aku tak merasa menyimpan dendam pada mas ferdi, hubungan kami seperti biasa lagi, aku menginginkan menikah secepatnya namun itu begitu berat buat mas ferdi alasannya kakak pertama dan kelimanya belum menikah,,
Dan akupun harus sedikit bersabar, aku bermimpi membeli sebutir telur dan baju daster warna coklat yang sedikit lusuh, pagi harinya aku kaget
mama pernah bilang jika kita bermimpi mendapatkan telu itu bertanda hamil,
Kejadian itu segera ku sampaikan pada mas ferdi, raut wajah mas ferdi terkejut...
Dipikiranku bagaimana nasib anakku, sementara posisi mas ferdi begitu rumit.
“mas gimana seandainya jika aku ternyata positif hamil,” ingin kudengar alasannya
“ya nikah atuh masa mau di gugurin, darah daging mas sendiri mau dibunuh,
cuman tanggungnya ini masih lama lebaran, coba kalo habis lebaran
Kan itu darah daging mas sendiri, nah kalo hamilnya sama orang lain mas yang kena getahnya, ya mas gak mau, makanya mas mau tanggung jawab”
Ternyata mas ferdi mau bertanggung jawab, pikiranku sedikit tenang mas ferdi mau mempertahankan buah hatinya,, namun aku belum punya waktu untuk melakukan tes
Apakah benar aku positif hamil,, iaa mengelus elus perutku
“nak! Abbi dan ummi sayang kamu doain abbi supaya dapat uang untuk nikah”
Hatiku seperti menjerit, mas ferdi belum mendapatkan uang untuk biaya pernikahan.
Aku ingin memberikan yang terbaik untuk anakku dan juga ayahnya,
“mas anterin aku yah , ke apotik beli tes peck dan sari kurma”
Mas ferdi keheranan “untuk apa sari kurama????”
“yah untuk anakmulah, supaya nanti dia bisa tumbuh cerdas seperti ayahnya bukan seperti aku”
Mas ferdipun setuju, kami langsung menuju ke apotek,,, apapun yang terjadi nantinya aku tetap akan mempertahankan anakku. Sekitar 2 -3 hari kami sedikit agak stres memikirkan anakku, apakah aku betulan hamil atau tidak,
Akhirnya kami telah menemukan jalan keluarnya, jika terbukti aku mengandung mungkin poernikahanku di undur sampai 2 bulan karena waktunya tidak memungkinkan, satu bulan lagi menjelang puasa dan satu bulan lagi lebaran, itulah yang membuat kami sidikit agak pusing, tapi kukatakan pada mas ferdi “mas, kita berdua berani berbuat itu artinya kita juga berani bertanggung jawab, karena ini adalah anakmu”.
Mas ferdi selalu perhatian, itulah yang membuatku selalu merindukannya.
Aku selalu berusaha tak membuatnya kecewa, hubunganku dengannya tak pernah terlepas dari masalah, aku merasa bapak seperti mau memisahkan aku dan mas ferdi mungkin itu hanya perasaanku saja.
Aku lelah menghadapi masalah yang bertubi-tubi, dan bukan hanya aku yang merasa seperti itu ternyata mas ferdipun sepemikiran denganku.
Aku juga tak mengerti mengapa semakin hari aku semakin merindukan kehadirannya disampingku.
Minggu pagi harusnya libur, tapi kau harus tetap bekerja... sebenarnya aku jenuh dan lelah karena setiap hari kau harus kerja. Mudah-mudahan aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari yang sekarang,
Tiba-tiba bunyi sms, aku mengira pesan itu dari masa ferdi karena biasanya pagi-pagi sudah mengirimkan sms untukku, saat kubuka jantungku berdesir “ ini pin bbmu dee”
(hmhm perasaan sudah hampir 1 bulan lebih aku sms untuk mengirimkan pin bbku, sekarang aku tak membutuhkannya lagi)”
Lalu aku membalasnya “mana pinnya”
“2A097fc3, no asmu dulu saya mau telpon kamu”
“0853979999011” tak lama begitu ia menelponku, kami cerita agak banyak
“kapan kau nikah dee, sa dengar dari mama adami calonmu makanya mama larang saya menganggumu dee,”
Dengan nada agak santai “ ku katakan belum tau kapan, masih lama mungkin”
Teringat tentang dia, tapi itu hanya masa lalu, karena sekarang aku telah bersama mas ferdi.
- Sekitar lama berseteru dengan asdar, akhirnya Allah
memberikan jalannya
Dengan keberanian asdar ia mencoba menemuiku di tempat
kerja, kulihat wajahnya tersenyum
kearahku, teringat kelakuannya padaku aku masih membencinya, spontan ku usir
dia namun hati kecilku ingin menjerit memeluknya “mengapa ia tega melakukan itu
semua padaku”
Aku kehilangan kontak dengan asdar, aku tak tahu apakah
dia bahagia, sudah makan atau belum.
Mama begitu merindukan kehadiran asdar, meskipun pernah
disakiti perasaannya,
Mama terus berdoa agar dibukakan pintu hati adiku,
Kira- kira mendekati lebaran idul fitri asdar telah
berada di rumah, namun mama menyembunyikan dariku karena takut jika aku tahu
yang sebenarnya mungkin aku tak kan pulang kampung, setelah tiba dimobil “ nak,
mama mau kasih tau sesuatu tapi jangan marah yah pada mama” kutarik nafasku dan
menenangkan perasaanku ku katakan “ya mama”
Diperjalan pulang kampung aku terus terusan berkelahi
dengan adik bungsuku andre,,, dia kadang nyebelin tapi ngangenin.
Setibanya, dirumah aku tak pernah menegur akbar meski
sekatapun.
Hari yang kutunggu – tunggu telah tiba kami semua melaksanakan
sholat id,
Sepulang dirumah aku segera meminta maaf pada mama dan
bapak, setelah itu segera ku telpon mas ferdi yang sedang berada dikampung
halamannya tasikmalaya, ku dengar mama sedang berbincang – bincang dengan
asdar, mungkin kamu tidak punya salah pada mama, tapi kamu punya salah dengan
kakakmu, sana minta maaf...
Dengan santai aku baring- baring dikamarku, tiba-tiba
asdar datang dihadapanku dan memlukku dan menciumku, seolah mulutku bergetar
tak mampu mengucapkan kata-kata saking terharunya,
Dan kami mulai membahas kejadian kejadian dimasa
lampau, pengakuan asdar
Bude ros pernah mengatakan padanya “tenang dar, biarlah
kakak, mama dan bapakmu membencimu kita tinggal balas dendam”
Yang menjadi pertanyaanku kenapa harus balas dendam?? Seolah
ada rasa sakit hati yang begitu ingin dilampiaskan.
Allah telah menujukan jalan untuk menyatukan keluargaku
kembali
Menjalani
hubungan asmara tidak semua pasangan bisa mengerti, aku lelah terus dan terus
mencobanya. Hingga aku terjatuh kedalam lautan yang begitu dalam,
Aku terus berdoa agar suatu saat dipertemukan dengan
seseorang yang baik akhlaqnya bisa menuntunku kejalanMu. Allah mempertemukanku
pria yang memiliki tutur kata lemah lembut, tulus mencintaiku apa adanya.
Awalnya aku tak begitu mencintainya, namun setelah lama
kami menjalaninya aku jadi terpana
dengan tingkahnya yang begitu menghargaiku.
Sekitar 1 tahun lebih kami pacaran akhirnya kamipun
menikah, saat itu keadaan ekonomi kami terbilang agak susah, namun aku bahagia
memiliki seorang suami sepertinya.dia selalu kerja keras demi menghidupi
istrinya,
Sepulang dari kerja, suamiku melihat keadaanku yang
kurang sehat, ia membawaku kerumah sakit. Dokter mengatakan aku positif hamil
Rasanya tak tak bisa tergambarkan, wajahnya yang begitu
sumringah mendengar peryataan dari dokter...
Suamiku memiliki tampang yang tergolong manis, meski
dia mengerti bahwa tampangnya bisa membuat wanita lain tergila-gila namun ia
tetap setia mendampingiku yang tengah hamil....
Aku tau membina suatu rumah tangga tak selamanya mulus,
mungkin hari esok kan ada cobaan yang lebih berat, aku berharap aku bisa
selamanya mencintai dan terus bersama suamiku.
Sebelum kami tidur, ia tak pernah melewatkan mencium
perutku dan mengajak bayinya bicara “ nak! Yang kuat yah ibumu kan menjagamu
ayah sayang kamu nak!”.
Suamiku menyuruhku pulang kerumah mertuaku, tapi
kondisiku yang tengah berbadan 2, ku katakan pada mas ferdi untuk menunggu
anaknya berumur 2 setegah tahun. Ia pun setuju
dengan pernyataan itu.
Lama penantian kami menunggu jabang bayi lahir kedunia
ini, tiba2 perutku terasa sakit,,, bayi kamipun lahir dengan selamat.
Lengkaplah kebahagianku, mempunyai suami yang setia dan
seorang putra yang tampan seperti ayahnya...
Tak terasa sang pangeranku telah menginjak usia 5 bulan, terkadang aku dan mas ferdi selalu berantem, aku binggung yang dulu hubunganku dengan suami dan mamaku terbilang sangat akrab, tapi sekarang mereka saling bermusuhan, disisi lain mama selalu memarahiku karena ulah suamiku dan begitu juga suamiku memarahiku karena ulah mamaku,, harus bagaimanakah diriku ya Allah...
kini aku benar2 menggalami masalah rumah tangga yang seperti ini, sewaktu memutuskan untuk menikah dengan mas ferdi tak sedikitpun rasa khawatirku akan terjadi masalah seperti ini,
mungkin Allah telah menunjukan jalannya kepadaku yang dulunya bude ros begitu memusuhiku sekarang ia begitu baik padaku dan juga anakku,,
seperti kata orang yang sudah lama membina rumah tangga,, turuti kata2 suamimu, , jika sang suami begitu membenci ibu kandungku sendiri apakah aku sebagai anak ikutan membenci ibuku yang telah melahirkanku hingga aku bisa seperti ini....
seandainya mati adalah cara terbaik tanpa memikirkan masa depan anakku,, mungkin jalan itulah yang aku pilih.
terkadang kata - kata suamiku begitu menyakitkan hatiku, tapi sebisa mungkin aku menerima dengan lapang dada, mas ferdi selalu katakan bahwa diriku tak bisa menghargai suami,
setiap masalah yang berhubungan dengan keluargaku aku tak pernah membicarakan dengannya terlebih dahulu karena takut nanti berujung dipertengkaran,
saat aku menyadari kesalahanku yang begitu mengabaikan keberadaan suamiku, maka kucoba untuk memberitahu bahwa mamaku kan datang hari ini,
" bi ntar mama datang, da disini hanya 2 hari, jumat da pulang soalnya ada yang mama mau urus, tadi malam mama nelpon, tapi umi lupa ngasih tau abi sebab umi tadi malam habis mencuci langsung tidur".
"ah abi tidak pulang saja kalo begitu". seketika detak jantungku berdetak begitu kencang menghapus kekecewaan dihati.
lalu aku segera membujuknya agar ia bisa melupakan sakit hatinya,
" kenapa begitu bi, itu toh abi kalo umi bilang, jawabannya begitu bagaimana umi kadang telat bilang kalo begitu, apakah salah kalo abi pulang saja kerumah lagian mama nda mintaji apa apa, umi sedih bi liat keadaan seperti ini, manami abi yang dulu waktu pertama kali ketemu sama mama, abi pulang saja dirumah.
sebagai seorang istri hari demi hari kuhitung kapan datangnya suamiku, namun kenyataan tak seperti yang kubayangkan.
jika situasinya seperti mungkin aku lebih memilih untuk hidup sendiri,